Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Senin, 08 September 2014

Ternak Itik Intensif

Secara garis besar peternakan itik di dunia berkembang sangat pesat, pada awalnya di budidayakan secara ekstensif berkembang menjadi semi intensif dan hingga pada saat ini di kembangkan secara intensif.

Dalam dunia pertanian istilah intensifikasi merupakan paduan kegiatan yang menyangkut penggunaan teknologi, manajemen dan efisiensi penggunaan lahan yang memberi daya guna optimal. Demikian juga usaha pemeliharaan itik intesif dapat diartikan sebagai usaha peningkatan cara pemeliharaan dari tradisional kearah yang lebih mendukung produktifitas.

Dari penelitian yang dilakukan Balai Penelitian Peternakan Ciawi Bogor bahwa pemeliharaan itik secara intesif potensi produksi rata-rata dapat tercapai 60 % atau sekitar 220 butir/ekor/tahun. Jika komposisi makanannya terdiri atas protein 15 s.d 1 7 %, energi metabolisme 2.900 kkal/kg, serta kalsium dan fosfat 1,3 %. Kenyataan ini menunjukan bahwa pemeriharaan secara intesif sanggup menaikan tingkat produksi telur sekitar 37,5 %, di banding cara tradisonal yang hanya 10 s.d 41 % atau rata-rata 22,5 % artinya jumlah telur yang dihasilkan hanya sekitar 82 butir/ekor/tahun.
 
Menurut sejarah Pustaka, nenek moyang itik berasal dari Amerika Utara. Nenek moyang itik ini merupakan itik liar (Anas moscha) atau wild mallaard. Selanjutnya itik liar ini dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang yang disebut Anas domesticus (Suharno Bambang, Amri Khairul, 1995).

Di banding dengan unggas lain, itik memiliki keunggulan sebagai berikut :

  •  Mampu mempertahankan produksi telur lebih lama,
  • Bila dipelihara dengan sistem pengelolaan yang sederhana sekalipun, itik masih mampu berproduksi dengan baik,
  • Umumnya tingkat morbilitas dan mortalitas rendah,
  • Itik selalu bertelur di pagi hari, dengan demikian kegiatan pengambilan telur dilakukan sekali sehari sebagai peternak dapat melakukan kegiatan lainnya,
  • Dengan pakan yang berkualitas rendah itik masih mampu bertelur,
  • Telurnya baik dijadikan untuk telur asin dan jamu.

Tidak semua itik potensial sebagai penghasil telur. Itik-itik yang mampu bertelur cukup banyak dan secara ekonomis menguntungkan yang digolongkan sebagai itik petelur. Di antara itik-itik petelur ini ada beberapa yang merupakan petelur unggul yang sering kali dijuluki sebagai mesin telur.

Beberapa jenis itik petelur yang dikenal di indonesia antara lain :
 
  • Khaki Campbell,
  • CV 2000,
  • Tegal,
  • Alabio,
  • Bali,
  • Mojosari.

(Sumber : Balitnak Ciawi Bogor)

Share It:

0 komentar:

Posting Komentar