Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Kamis, 11 September 2014

Kandang Ideal Untuk Itik Petelur

Kandang Ideal Untuk Itik Petelur - Menggembalakan ternak khususnya itik di areal persawahan atau di pinggir sungai merupakan ciri khas sebagian besar peternak itik di Indonesia. Dari kegiatan menggembalakan tersebut timbul pertanyaan, sampai kapan system tersebut akan dapat bertahan seiring dengan semakin sempitnya areal pertanian akibat kebutuhan manusia akan tempat tinggal? Di tambah lagi dengan banyaknya kasus kematian ternak itik dan ternak lainnya di areal persawahan akibat keracunan pestisida? Maka, menurut hemat kami cara beternak seperti ini kurang patut untuk dipertahankan dan mungkin sudah saatnya untuk dirubah untuk hasil yang lebih baik.

Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem beternak dari sistem tradisional (menggembala) ke sistem intensif yaitu dengan cara beternak itik tanpa air atau di kandangkan. Banyak manfaat kalau kita menerapkan cara beternak itik secara intensif yang pada intinya ternak akan mampu meningkatkan produktivitasnya dan biaya pemeliharaan akan lebih efisien. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa dalam beternak itik tidak mutlak membutuhkan banyak air untuk berenang. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara intensif dan terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu sebanyak 203 butir/ekor/tahun, sedangkan pada itik yang digembalakan hanya mampu menghasilkan telur sebanyak 124 butir/ekor/tahun.

Berikut akan kami uraikan sedikit beberapa persyaratan kandang itik petelur :

Lokasi kandang

Masalah perkandangan adalah salah satu kunci utama dalam keberhasilan pemeliharaan itik petelur karena itik yang bisa beristirahat dengan nyaman produktivitasnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan itik yang berada di lokasi yang bising alias tidak nyaman. Lokasi peternakan itik dapat didirikan di mana saja, akan tetapi kita juga perlu memperhatikan aspek kenyamanan baik untuk ternak sendiri dan juga manusia yang ada disekitarnya. Lokasi yang ideal untuk beternak itik adalah lokasi yang jauh dari suara bising, berdrainase baik, transportasi mudah, mudah mendapatkan air bersih, aman baik dari segi binatang pengganggu atau orang, dan dekat dengan sarana dan prasarana. Banyak peternak pemula yang kurang memperhatikan masalah lokasi kandang ini, sehingga tak heran kalau di tengah jalan mendapatkan protes dari masyarakat sekitar. Mending kalau hanya diminta untuk menghentikan atau menutup usaha, kalau sampai didemo dan bahkan dijarah ternak kita maka habislah riwayat ternak dan usaha kita. Untuk itu perlu kiranya kita memikirkan ulang lokasi usaha yang akan kita dirikan.

Bangunan kandang

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bangunan kandang antara lain :
1. Atap , diusahakan mampu menahan panas matahari dan tampisan hujan. Bahan atap yang diyakini mempunyai kemampuan terbaik dalam hal tersebut adalah bahan genting. Model atap seyogyanya didesain sedemikian rupa sehingga bisa mengurangi bau dan panas di dalam kandang.
2. Bangunan kandang membujur dari arah Timur-Barat, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat, cukup terang dan litter kandang tetap kering.
3. Luas kandang, berhubungan dengan efisiensi penggunaan pakan. Akan sangat tidak efisien kalau kita menyediakan luasan kandang yang terlalu lebar karena energy yang semestinya untuk menghasilkan telur terbuang untuk berlarian ke sana-ke mari atau aktifitas lainnya.
4. Kalau dibuat tempat minum yang permanen (selokan atau lainnya) maka dibuat agak dalam agar kepala itik bisa masuk.
5. Kandang yang dibangun harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat perkandangan yang baik.
6. Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu
7. Sekat kandang dibuat dengan memperhatikan kepadatan kandang. Kepadatan kandang untuk itik petelur maksimal 4 ekor/m2 dan kalau bisa per kelompok hanya terdiri dari 50 ekor itik masa produksi
8. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu merunduk ketika melakukan pekerjaan di dalam kandang.

Pengertian system pemeliharaan basah dan kering
Pada system pemeliharaan itik dikenal dengan dua cara yaitu system basah dan system kering. System basah yaitu cara beternak itik dengan menyediakan cukup air di dalam kandang untuk aktivitas itik seperti berenang, mandi, minum dan membantu proses kawin. System ini cocok untuk beternak itik petelur untuk menghasilkan telur tetas. Yang perlu diperhatikan adalah jarak antara ruang atau tempat istirahat dengan kolam harus mempunyai jarak yang cukup. Tujuannya agar lantai tidak cepat becek karena aktivitas itik yang keluar-masuk kolam bisa cepat membuat lantai menjadi basah. System kering kebalikannya yaitu cara beternak itik dengan menyediakan air yang sedikit, sekedar hanya untuk minum dan ‘cuci muka’ saja. Kelebihan system kering adalah kemampuan produksi itik lebih optimal karena energi akan terpakai secara efisien untuk menghasilkan telur dan tidak untuk aktifitas berenang, dll. System ini sangat cocok untuk beternak itik petelur untuk menghasilkan telur konsumsi.

Sarana dan prasarana di dalam kandang

1. Tempat pakan, jumlah harus diperhatikan, bahan yang bisa dipakai seperti bak/ember plastic.
2. Tempat minum, jumlahnya harus diperhatikan, bahan yang bisa dipakai seperti belahan bambo, pipa paralon, bak/ember plastic, atau tempat minum yang banyak dijual di toko pakan ternak.
3. Sarang bertelur, untuk memberikan kenyamanan lebih pada itik yang akan atau sedang bertelur.
4. Alas atau litter, untuk membantu memberikan kehangatan terutama di malam hari. Bahan litter yang sering digunakan adalah sekam padi, serutan gergajian kayu (grajen=jawa), atau jerami padi. Sebelum ditutupi bahan litter tersebut lantai sebaiknya ditaburi pasir yang dicampur dengan kapur. Pemberian kapur dimaksudkan untuk menyerap zat amoniak yang dihasilkan dari kotoran itik, sehingga bau amoniak akan berkurang dan udara akan menjadi lebih sehat.
5. Kolam, ukuran panjang dan lebarnya bisa disesuaikan dengan luasan kandang, dan sekali lagi kolam hanya cocok untuk pemeliharaan itik petelur untuk menghasilkan telur tetas.

Perawatan kandang
1. Menjaga kebersihan kandang tiap hari. Kegiatan membersihkan kandang biasanya dilakukan di pagi hari bersamaan dengan waktu pemberian pakan.
2. Litter kandang perlu diganti ketika bau amoniak sudah mulai terasa dan litter sudah basah dan menggumpal.
3. Apabila menerapkan system basah maka kolam senantiasa di jaga kebersihannya termasuk airnya juga.
4. Pohon disekitar kandang perlu untuk diperhatikan ketinggiannya tujuannya agar sinar matahari tetap bisa masuk dan tetap bisa mengendalikan hembusan angin
5. Menjaga kandang dari binatang pengganggu
6. Segera membuang bangkai binatang atau itik yang mati

Kiat-kiat menghindari stress pada itik karena faktor kandang dan lingkungan1. Menghindari kepadatan kandang yang terlalu padat karena biasa memperbesar kemungkinan itik-itik yang agresif untuk mengganggu itik yang lain.
2. Air harus tersedia secara terus menerus. Kekurangan air menjadi salah satu sebab proses rontok bulu (moulting) datang lebih cepat.
3. Itik sangat peka dengan suara bising sehingga lokasi kandang jangan terlalu dekat dengan permukiman penduduk serta jalan raya.
4. Pada malam hari berikan cahaya lampu kecil (jangan terlalu terang). Hal ini untuk mengurangi keterkejutan itik bila ada suara bising atau berisik yang lewat.
5. Beberapa peternak itik memelihara 1-2 ekor merpati disekitar kandang itik. Hal ini bertujuan untuk membiasakan itik dengan suara-suara lain.
6. Kandang cukup mendapat sinar matahari. Itik perlu mendapatkan sinar matahari untuk merangsang pembentukan telur.
7. Jangan memilih bahan atap yang gampang menimbulkan suara gaduh seperti seng dan yang lainnya

Kandang yang Ideal

Dengan memperhatikan sebagian besar aspek yang telah kami uraikan diatas, insyaallah kita telah menyediakan kandang yang ideal untuk ternak kita. Sekarang kita tinggal menunggu reward dari ternak kita. Penyediaan kandang yang ideal saja tidak cukup, orang yang mengelola kandang pun semestinya orang yang ideal. Jangan memilih pekerja yang pemalas atau bergelar ABS (Asal Bapak senang) karena fungsi kandang tidak akan berjalan di tangan orang-orang seperti itu. Saatnya berubah kepada hal yang lebih baik!!! *(SPt) Kandang Ideal Untuk Itik Petelur

Sumber: www.sentralternak.com

Berbagai Jenis Penyakit Pada Itik Dan Cara Mengatasinya

Berbagai Jenis Penyakit Pada Itik Dan Cara Mengatasinya
Pada dasarnya penyakit yang menyerang ternak itik dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : Penyakit tidak menular dan Penyakit menular.

A. Penyakit Tidak menular
Penyakit ini disebabkan oleh buruknya tata laksana pemeliharaan seperti keracunan, pemeliharaan kesehatan dan kebersihan yang buruk, kekurangan vitamin dan mineral dan lain-lain.

1. Stress (cekaman)
Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai faktor pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik, misalya kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah-pindah tempat, pertukaran pakan dan lain sebagainya.
Obat untuk menanggulangi stress belum ada. Yang dapat dilakukan peternak adalah menghidari segala gangguan yang dapat menimbulkan stress yaitu dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan peternakan.

2. Kekurangan Vitamin A
Pakan yang tidak cukup mengandung vitamin A dapat menyebabkan kekurangan vitamin A pada ternak itik dan akhirnya mengganggu pertumbuhan. Tanda-tanda itik yang kekurangan vitamin A adalah : itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir warna putih dan mudah terkena infeksi. Pada itik umur sekitar 4 minggu itik yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal dan kering, air mata keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir. Sedang pada itik dewasa, kekurangan vitamin A mengakibatkan penurunan produksi telur, tubuh mengurus dan lemah.
Jagung kuning merupakan sumber vitamin A yang sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik. Penyakit kekurangan (defisiensi) vitamin A umumnya terjadi karena peternak mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang miskin vitamin A.

3. Brooder Pneumonia
Penyakit brooder pneumonia umumnya menyerang anak itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena kotak atau pelingkar tripleks/seng terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan kurang panas sehingga anak itik kedinginan dan merasa pengap. Tanda-tanda anak itik terserang penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pernapasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol panas induk buatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh baking soda dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk mengurangi penyebaran penyakit.

4.Rickets Duck (kekurangan vitamin D)
Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan Calsium dan Fosfor dapat menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets duck”. Itik yang terserang penyakit ini akan mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pakan yang cukup mengandung mineral calsium, fosfor da vitamin D. Ke dalam ransum itik harus ditambahkan 2% tepung tulang dan itik harus mendapat sinar matahari langsung.

5. Antibiotika Dermatitis

Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan.
Akibatnya kulit itik menjadi kering , bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada kulitnya.
Pencegahan terhadap penyakit ini adalah dengan menggunakan antibiotika seperlunya. Penghentian pemberian antibiotika serta pemberian “laxative” (obat pencahar) ringan seperti “molasses” dapat memulihkan kondisi ternak itik yang menderita dalam 4 – 6 hari.

6. Mycosis
Penyakit mycosis pada itik terjadi karena itik secara tidak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui, itik akan mati dalam waktu seminggu.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik. Lantai kandang secara berkala dijemur dan diusahakan tidak lembab dan diberi kapur terutama pada musim hujan.
Pengobatan penyakit mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang dicampurkan ke dalam air minum atau pakan itik.

7. Botulism

Penyakit botulism (limberneck) pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu “clastrididium botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegap atau lunglai setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih memungkinkan ternak itik yang sakit dapat diberikan obat-obatan pencahar agar itik mencret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari saluran pencernaan.
Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu menyembuhkan yaitu dengan memberikan minyak kelapa satu sendok makan dan air minum yang bersih. Minyak kelapa akan membuat itik haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian angka kematian dapat dihindari.

8. Keracunan Garam

Penyakit keracunan garam umumnya terjadi bila air itik atau kolam air mengandung kadar garam yang tinggi, juga bila bahan baku pakan tertentu mengandung kadar garam yang tinggi.
Keracunan garam pada itik lebih sering terjadi di lokasi peternakan dekat pantai/tambak yang airnya tercemar garam.
Ternak itik tidak tahan terhdap garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum atau 4.000 ppm dalam air minum dapat menimbulkan kematian terhadap ternak itik.

B. Penyakit Menular
Penyakit menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan oleh : virus, bakteri atau kuman yang dapat ditularkan melalui kontak langsung atau melalui udara.

1. Fowl Cholera (kolera itik)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang yang basah serta lembab dapat mempercepat penularan. Penyakit yang menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian hingga 50%, sedangkan pada itik dewasa dapat menimbulkan kematian kurang dari 50%.
Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak dan panas, jalan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari kelompoknya.
Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah dan itik akan mengalami kematian secara mendadak. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat digunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat.

2.Fowl Pox (Cacar)
Penyakit cacar ini menyerang itik pada segala umur dan penyebabnya adalah virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan-benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutupp bulu seperti kaki dan kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dan bentuk “diptherie” dan kematian terjadi karena itik kesulitan makan dan minum. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang disuntikan dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering berupa benjolan-benjolan dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan-benjolan sampai berdarah kemudian diolesi dengan yodium tingture (6-10%).

3. White Eye (Mata Memutih)
Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini menyerang itik pada segala umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan. Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang lembab dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini. Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah : cairan putih bening keluar dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam beberapa jam berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit bernafas, lemah dan akhirnya lumpuh. Bila sampai kejang-kejang, kematian tak bisa dihindari. Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan daengan antibiotika yang dicampur air minum atau pakan. Antibiotika yang sering digunakan adalah Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline (aureomycins) dengan dosis 10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air minum akan membantu mengontrol penyakit white Eye.

4. Coccidiosis
Coccidiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyerang itik, gejala itik yang terserang penyakit ini adalah kurang nafsu makan, berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan melalui kotoran itik yang membawa coccida dan terjadi relatif cepat pada itik segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah anak itik.

5. Coryza
Penyakit coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya adalah semacam mircro organisme. Penyakit ini biasanya terjadi pada awal pergantian musim. Penularannya sangat cepat yaitu melalui kontak langsung antara itik yang sakit dan itik yang sehat. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular adalah keluarnya kotoran cair kental dari mata. Jadi penyakit ini mirip dengan penyakit White Eye. Anak itik umur 1 minggu sampai umur 2 bulan, merupakan itik yang sering terserang penyakit ini. Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit coryza ini. Pengobatan yang paling efesien adalah dengan menyuntikan “Streptomycin Sulphat” secara individual dengan dosis 0,4 gram rendah dengan patokan berat badannya. Penyuntikan dapat dilakukan sekali dalam sehari selama beberapa hari dengan dosis streptomycin setengah dari dosis di atas.

6. Salmonellosis
Penyakit salmonellosis menyerang itik pada segala umur dan dapat menyebabkan angka kematian hingga 50%. Penyebabnya adalah kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut.
Pencegahan, dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan kandang dan secara berkala dilakukan pembersihan kandang agar kandang terbebas dari kuman salmonella. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan “Furazolidone”.

7. Sinusitis
Penyakit sinusitis dapat menyerang itik dewasa sehingga dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakan dan tidak tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta mendapat infeksi sekunder. anda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan jernih, sekresi mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan benjolan di bawah dan didepan mata.
Pencegahan dapat dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi iti yang sakit, adalah dengan menyuntikan antibiotika (streptomycin) ke dalam sinus yang sakit. Dosis pada itik dewasa adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk pengobatan yang lebih mudah, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti ini dilakukan sekali dalam 48 jam.

8.Aflatoksikosis
Aflatoksikosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan oleh “Aflatoksin” yang dihasilkan oleh “Asperqillus Flavus”. Aflatoksin menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membersar.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit dan jari, terhuyun-huyun, akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda terserang penyakit ini dibanding dengan itik dewasa. Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang, pembersihan kandang agar terbebas dari serangga. Pengobatan hanya dapat diusahakan dengan memberikan antibiotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakan.


Demikianlah artikel menegenai Berbagai Jenis Penyakit Pada Itik Dan Cara Mengatasinya, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi para peternak, sekian dan terima kasih.

Senin, 08 September 2014

Perawatan Ayam Bangkok Pasca Tarung

Perawatan Ayam Bangkok Pasca Tarung - Perawatan seekor ayam adu setelah bertarung membutuhkan perhatian exstra,karena perawatan inilah yang menentukan karier seekor ayam petarung dalam menghadapi pertarungan selanjutnya.Tidak jarang terjadi akibat kesalahan dalam perawatan ini membuat ayam menjadi sakit,kehilangan karakter bertarung,cacat bahkan mati.

Tahap-tahap perawatan ini adalah :


Ayam dibersihkan lukanya menggunakan air hangat lalu lumuri daerah kepala dan daerah yang tidak ditumbuhi bulu dengan minyak tawon.Untuk luka robek atau luka terkena jalu bersihkan luka menggunakan air garam atau rebusan air sirih hangat lalu berikan obat luka seperti Betadine,bubuk Sulfadelamite dll,selanjutnya berikan ayam 1 butir antibiotik (Amoxilin,Penicylin dll),Pemberian antibiotik ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut untuk mencegah infeksi pada luka.

Setelah itu ayam diletakkan di dalam kandang tersendiri dan dibiarkan beristirahat.

Pada hari kedua berikan ayam vitamin yang berbentuk cair atau dicairkan dan jika perlu ayam diberikan obat luka dalam. Pemberian pakan harus dalam bentuk bubur dan jika ayam terlihat tidak mau makan maka harus disuapi secara perlahan. Hindari pemberian makanan tambahan yang keras seperti daging dll.

Setelah luka agak mengering olesi bekas luka dengan salep luka atau obat biru.

Pada hari kelima ayam telah dapat dikeluarkan dari kandang dan di umbar secukupnya atau letakkan di kandang kipu (kandang lantai pasir) untuk meregangkan ototnya,

Hari ke enam ayam telah boleh dimandikan dan dijemur secukupnya.

Hari ke tujuh ayam telah boleh di kliter secukupnya atau di umbar dikandang lari.

Satu minggu ke depan ayam telah boleh abar kosong lagi.

Satu minggu kedepannya ayam sudah dapat ditarungkan kembali.

Demikian artikel mengenai Perawatan Ayam Bangkok Pasca Tarung semoga berguna untuk kita

Merawat Anak Ayam Bangkok Usia 1-4 Bulan

Merawat Anak Ayam Bangkok Usia 1-4 Bulan - Sejak anakan menetas sampai umur 4 bulan merupakan masa pembentukan phisik ayam bangkok, di umur-umur inilah kita seharusnya dapat memberikan konsumsi pangan dan kebebasan gerakan yang maksimal. Bila tidak, maka upaya membesarkan ayam akan menjadi sia-sia.

Anakan yang memiliki konsumsi pangan dan gerakan yang minim di umur sampai dengan 4 bulan akan memiliki postur dan kekuatan phisik yang tidak maksimal sehingga tidaklah layak untuk diturunkan di gelanggang.

Anakan ayam sampai dengan umur 4 bulan harus menerima konsumsi pangan yang seimbang baik untuk protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Dalam kebiasaan sehari-hari kami di dalam memelihara ayam bangkok, anakan umur 1-4 bulan akan diberikan pangan yang berupa pakan buatan pabrik yang dicampur dengan susu tepung untuk anak bayi. Komposisi campuran yang kami gunakan adalah 1:5 (Contoh: 1 kg susu dicampur dengan 5kg pakan).

Kadang memang terasa lucu maupun aneh, mengapa kita mencampurkan susu tepung anak ke dalam pakan akan ayam, akan tetapi bila dilihat dari hasilnya akan sungguh berbeda bila kita tidak melakukannya. Anakan akan memiliki pertumbuhan yang sangat bagus baik untuk tulangan, otot, bulu maupun bagian tubuh lainnya. Susu yang digunakan tidak perlu susu yang mahal, karena susu murahpun sudah cukup kandungan protein, karbohidrat, mineral dan vitaminnya. Dan komposisi ini sangatlah baik dan diperlukan untuk pertumbuhan anakan ayam. Dan bila kita telah mencampurkan susu tepung ke pakan anakan ayam, maka kebutuhan pakan lainnya seperti mineral maupun vitamin sudah tidak perlu terlalu dibutuhkan karena telah tersedia pada kandungan susu.

Dari hasil yang akan diperoleh, apalagi kita membandingkan anakan yang diberikan campuran susu dan yang tidak, maka akan terlihat perbedaan pertumbuhan anakan yang jauh berbeda. Anakan ayam yang diberi pakan dengan campuran susu akan terlihat lebih energik dan memiliki postur tubuh yang lebih kuat dibanding yang tidak. Jadi bagi kami, kebiasaan mencampur susu dengan pakan anakan ayam menjadi hal yang harus dilakukan. Karena sangatlah disayangkan bila kerja keras kita untuk membesarkan anakan menjadi sia-sia belaka sewaktu ayam menginjak umur perawatan untuk tarung akibat rendahnya kandungan gizi sewaktu ayam masih kecil. Akhir kata, apapun kesimpulannya, ayam bangkok memang dilahirkan untuk dinikmati gaya tarung ataupun postur tubuhnya yang indah jadi apapun alasannya, konsumsi pangan yang tepat sewaktu membesarkannya adalah hal yang sangat mutlak.

Demikian artikel mengenai Merawat Anak Ayam Bangkok Usia 1-4 Bulan semoga bermanfaat untuk Anda, Terima kasih,



(sumber: AyamBangkok.COM)

Teknis perawatan Itik

Dalam pemeliharaan dan Pemberian Pakan Itik/ Bebek Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam ternak itik/ bebek:

1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.

2) Pengontrol Penyakit

Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.

3) Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:

  • umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
  • umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
  • umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
  • umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).

Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen

Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
  • umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
  • umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
  • umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.

4) Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.