Ternak Itik Tanpa Air

Ternak Itik Tanpa Air - Bisnis ternak itik tanpa air ini merupakan salah satu usaha ternak yang mempunyai prospek yang cukup menjanjikan, karena disetiap umur dan bagian tubuh itik mempunyai pasaran sendiri-sendiri dengan nilai jual yang cukup lumayan. Mulai dari telur, daging, bibit, sampai itik dara semuanya dapat dijadikan uang.

Berternak itik tanpa air merupakan pemeliharaan itik dengan cara di kandangkan. Sehingga itik tidak lagi digembalakan untuk mencari makan sendiri melainkan itik tetap dikandangkan. Tapi pakan dan minumannya sudah harus disediakan di dalam kandangnya. Sehingga kita tidak perlu memberi air lagi untuk berenang-renang pada itiknya, karena hal itu agar itik bisa memanfaatkan energinya untuk memproduksi telurnya.

Sebelum kita membuka usaha ini, hendaknya kita harus menentukan lokasi dan perkandangan terlebih dahulu. Untuk memilih lokasi, kita harus memilih lokasi yang jauh dari hiruk-pikuk karena jika kita memelihara itik di dekat keramaian, akan mengakibatkan itik menjadi strees dan tidak mau memproduksi telur. Oleh karena itu kita sebaiknya memilih lokasi yang tepat. Misalnya di tempat terbuka seperti di dekat pantai, di pegunungan, terlindung pepohonan, di tempat yang terkena matahari penuh, daerah yang berbatu-batu ataupun di tempat berumput. Bahkan, dalam keaadaan apapun tidak menjadi masalah bagi itik asalkan jauh dari keramaian hiruk-pikuk. Kemudian kandangnya sebaiknya tidak terlalu dekat dengan rumah pemukiman karena itik pada umumnya mengeluarkan bau dan debu.

Kemudian setelah memilih lokasi perkandangan, kita harus memilih jenis itik yang baik dan bagus. Karena jenis itik yang baik dan bagus akan menghasilkan kualitas dan kuantitas telur yang bagus pula. Telur dengan kualitas yang baik biasanya dijual dengan harga Rp.1200/butir. Jika itik dapat dipelihara secara intensif, produksi telur akan meningkat sebanyak 265 butir/ekor/tahunnya. Jadi keuntungan kita menjual telur ini cukup besar, yakni berkisar Rp. 318.000/ekor/tahunnya. 

Umumnya Itik memiliki masa produktif selama 12 bulan. Pada tahun kedua, itik masih mampu menghasilkan telur namun tidak banyak. Jika itik tidak produktif lagi, kita bisa menjual itiknya dengan memanfaatkan dagingnya. Biasanya harga daging itik ini berkisar Rp 31.000 hingga Rp 33.000 per ekornya. Sedangakan untuk harga jual bibit itik yang berumur 1-4 minggu, biasanya dijual dengan harga Rp 4000/ekornya. Untuk itik dara yang berumur 4-6 bulan akan dijual dengan harga Rp 20.000- Rp 22.000/ekornya.

Untuk perawatannya dan pemeliharaannya, berternak itik tidaklah sukar, tetapi perlu dilakukan dengan teliti. Seperti cara pemeliharaan anak itik hingga dewasa. Anak itik yang baru menetas perlu perawatan yang hati-hati karena anak itik masih dalam masa adaptasi dengan lingkungannya. Anak itik yang baru menetas diletakkan dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Beberapa jam kemudian, setelah kuat berdiri dan bulu-bulunya kering, anak itik baru dipindahkan ke kandang boks. Apabila kandang terlalu luas, hendaknya diberi sekat lagi agar anak itik tidak terlalu banyak bergerak. Di hari pertama anak itik menetas, dilakukan sexing (penentuan jenis kelamin) yaitu pemisahan anak itik berdasarkan jenis kelaminnya. Untuk menentukan jenis kelaminnya, ada tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Membedakan jenis kelamin dengan cara mengamati bentuk fisik anak itik yang baru menetas secara keseluruhan.
2. Sexing dilakukan dengan memijat pangkal leher dekat tembolok (voice sexing).
3. Menggunakan metode dengan menggunakan tangan untuk mengamati lubang dubur anak itik (hand sexing).

Memasuki hari ketiga, anak itik mulai dilatih makan. Caranya, alas kandang yang terbuat dari anyaman bambu terlebih dahulu dihampari karung atau selembar koran. Kemudian, anak itik dilepas di tempat ini. Di atas kerumunan anak itik, ditaburi nasi yang sudah dicelup dalam air dan diperas. Kegiatan melatih makan tersebut dilakukan setiap hari sampai anak itik terlatih benar untuk makan. Ketika anak itik sudah berumur satu minggu, anak itik dapat diperkenalkan dengan pakan jadi jenis BR 1-S atau 511 yang berbentuk pelet/pur. Setelah umur tiga minggu (21 hari), anak itik mulai diberi dedak. Caranya, makanan yang sudah biasa diberikan, dicampur dengan sedikit dedak. Setiap hari jumlah dedak ditambah sedikit demi sedikit, sebaliknya pelet/pur dikurangi sedikit demi sedikit.

Apabila akan mengusahakan itik petelur maka perlu dipilih anak itik berkelamin betina. Apabila akan mengusahakan pembibitan itik maka itik jantan pun diperlukan, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan betina. Adapun anak itik jantan yang tidak lolos seleksi dapat digemukkan untuk itik potong. Pada umur 6 bulan, itik mulai menghasilkan telur. Pada umur ini itik belum memproduksi telur secara maksimal, hanya sekitar 29-32 butir/100 ekor/hari. Selanjutnya, produksi akan meningkat, maksimal mencapai 50-60 butir/hari. Seiring berlanjutnya masa bertelur itik, dapat dipastikan pada tahap bertelur yang sesungguhnya, itik dapat menghasilkan 80-90 butir telur per hari per 100 ekor. Jadi menurut saya berternak itik tanpa air ini merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan karena jika dimanfaatkan telurnya, dagingnya, bibitnya hingga itik daranya akan menghasilkan keuntungan yang cukup besar.

Demikian artikel kali ini mengenai Ternak Bebek / Itik Tanpa Air. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita dalam merintis usaha peternakan yang maju. Salam.

Share It: